Elmar

May the joy of Eid al-Fitr bring us together and make our bond stronger than ever. Happy Eid Mubarak!We will be out of office during Eid Holiday (21-26 April 2023) and we'll be back on April, 26th 2023.                                                                        

PERSETUJUAN BANGUNAN GEDUNG (PBG)

Fungsi Persetujuan Bangunan Gedung

Fungsi Persetujuan Bangunan Gedung Sebagai Pengganti IMB

Pemerintah telah secara resmi memberlakukan aturan baru pengganti Izin Mendirikan Bangunan (IMB), yakni Persetujuan Bangunan Gedung (PBG). Lalu, apa fungsi Persetujuan Bangunan Gedung? Apakah fungsinya tak jauh berbeda dengan IMB? Lalu, bagaimana pula cara untuk bisa mendapatkannya? 

Untuk bisa mendapatkan jawaban dari semua pertanyaan tersebut, Anda bisa menyimak penjelasannya sebagai berikut. 

Fungsi Persetujuan Bangunan Gedung (PBG)

Fungsi Persetujuan Bangunan Gedung
Sumber : Envato

Berkaitan dengan kepemilikannya, Anda bisa menemukan ada 3 fungsi utama dari Persetujuan Bangunan Gedung, yakni: 

1. Jaminan Legalitas Bangunan

Fungsi pertama dari adanya PBG adalah jaminan legalitas. Kepemilikan PBG menjadi bukti kalau sebuah bangunan berdiri secara legal dan sesuai dengan aturan hukum di Indonesia. Apalagi, dalam proses pengurusannya Anda perlu melalui setiap persyaratan serta prosedur yang telah menjadi ketentuan pemerintah. 

2. Jaminan Pemenuhan Standar Keselamatan, Kenyamanan, dan Kesehatan

Selanjutnya, fungsi Persetujuan Bangunan Gedung adalah memastikan kualitas bangunan sudah sesuai dengan standar. Jadi, kalau sebuah bangunan sudah memiliki PBG, maka bangunan tersebut merupakan jenis bangunan yang memenuhi standar keselamatan, kenyamanan, dan kesehatan. 

Anda harus tahu kalau dalam proses pengurusannya, PBG memang melibatkan aspek perencanaan serta perancangan bangunan. Selain itu, PBG juga mengharuskan pemilik bangunan untuk melakukan pengawasan terhadap konstruksi serta fungsi bangunan. 

Oleh karena itu, ketika Anda melakukan pengurusan PBG, terdapat keterlibatan dari tenaga ahli untuk bisa mendapatkan persetujuan yang lebih mudah. Misalnya, Anda melibatkan arsitek dalam proses perancangan bangunan. 

3. Bukti Kepatuhan Hukum

Fungsi Persetujuan Bangunan Gedung yang terakhir adalah sebagai bukti kepatuhan warga negara terhadap aturan hukum di Indonesia. PBG pun menjadi bukti kalau Anda mendirikan bangunan dengan tidak sembarangan. Namun, proses pembangunan tersebut menyesuaikan tata ruang wilayah. 

Apalagi, dalam pelaksanaannya PBG juga memastikan kalau pendirian maupun pemanfaatan bangunan tidak menimbulkan kerusakan pada lingkungan. Saat melakukan pengajuan, terdapat pemeriksaan berkaitan dengan aspek lingkungan yang mencakup keberadaan drainase, pengelolaan limbah, dan semacamnya. 

Cara Pengurusan PBG

Fungsi Persetujuan Bangunan Gedung
Sumber : Envato

Dengan fungsi yang begitu penting tersebut, maka setiap pemilik bangunan, terutama bangunan yang pemakaiannya untuk keperluan bisnis, perlu memiliki PBG. Lalu, bagaimana cara pengurusannya? 

Ada beberapa tahapan penting yang perlu Anda lakukan untuk mengurus PBG, yakni: 

1. Persiapkan Persyaratan Pengajuan PBG

Terdapat beberapa dokumen yang perlu Anda persiapkan ketika mengajukan PBG, yaitu:

  • Bukti kepemilikan lahan;
  • Gambar perencanaan bangunan;
  • Perhitungan struktur bangunan;
  • Surat rekomendasi yang berasal dari instansi terkait (bersifat opsional sesuai kebutuhan);
  • Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang berlaku untuk bangunan berskala besar,bangunan minimal 10 ribu meter persegi dan berada di atas lahan minimal 5 hektar.  

2. Menyusun Dokumen Teknis

Setelah berkas persyaratan Anda siapkan, maka tahapan selanjutnya adalah menyusun dokumen teknis. Dokumen ini meliputi berbagai berkas, seperti perencanaan struktur, gambar arsitek, desain mekanikal-elektrikal, dan lain sebagainya. Berkas tersebut bisa Anda percayakan kepada tenaga ahli seperti ahli struktur atau arsitek. 

3. Pengajuan Permohonan

Kalau dokumen teknis sudah siap, Anda dapat mengajukan permohonan secara online. Proses pengajuan bisa Anda tujukan ke pemerintah daerah. 

4. Verifikasi dan Evaluasi

Jika berkas permohonan sudah Anda kirim dan pemerintah daerah menerimanya, maka terdapat tim yang bertugas melaksanakan verifikasi dan evaluasi. Terdapat berbagai aspek yang menjalani pemeriksaan, seperti kesesuaian antara dokumen dengan standar teknis, aturan terkait zonasi, serta tata ruang. 

5. Penerbitan PBG

Kalau proses verifikasi berlangsung lancar, maka pemerintah daerah akan segera melakukan penerbitan PBG. Selanjutnya, Anda pun dapat mulai menjalankan aktivitas pembangunan gedung berdasarkan rencana awal.

Itulah pengetahuan terkait fungsi Persetujuan Bangunan Gedung dan cara pengajuannya. Tidak sulit, kan? Hanya saja, prosesnya bisa cukup memakan waktu. Apalagi, jika Anda harus sibuk dengan operasional bisnis perusahaan.

Kabar baiknya, ada solusi tepat dari Elmar yang bisa Anda manfaatkan. Elmar siap membantu Anda dalam melakukan pengurusan berbagai izin terkait pendirian bisnis di Indonesia. Dengan begitu, aktivitas bisnis perusahaan tidak akan terganggu dengan urusan perizinan yang Anda lakukan. 

Praktis dan terpercaya!

Fungsi Persetujuan Bangunan Gedung Sebagai Pengganti IMB Read More »

The Purpose of Building Approval (PBG) as a Replacement for IMB

The government has officially implemented a new regulation replacing the Building Permit (IMB), namely the Building Approval (PBG). So, what is the purpose of Building Approval? Is its purpose not much different from IMB? And how can you obtain it?

To answer all these questions, let’s go through the explanation below.

Purpose of Building Approval (PBG)

Regarding its ownership, you can find 3 main purposes of Building Approval, namely:

1. Legal Assurance of the Building

The first purpose of PBG is to provide legal assurance. Having a PBG proves that a building is legally constructed and complies with Indonesian law. Moreover, in the process of obtaining it, you must go through every requirement and procedure stipulated by the government.

2. Assurance of Compliance with Safety, Comfort, and Health Standards

Next, the purpose of Building Approval is to ensure that the building’s quality complies with standards. So, if a building already has a PBG, it means the building meets safety, comfort, and health standards.

It’s important to know that the PBG process involves aspects of building planning and design. Additionally, PBG requires building owners to supervise the construction and building functions.

Therefore, when processing PBG, professionals are often involved to facilitate approval. For example, you may involve an architect in the building design process.

3. Proof of Legal Compliance

The final purpose of Building Approval is as proof of a citizen’s compliance with Indonesian law. PBG also proves that you do not construct a building carelessly. Instead, the construction complies with spatial planning regulations.

Moreover, PBG ensures that building construction and utilization do not cause environmental damage. During the application process, an inspection is conducted related to environmental aspects, including drainage, waste management, and the like.

How to Obtain a PBG

Source : Envato

With such important purposes, every building owner—especially for business purposes—needs to have a PBG. So, how do you obtain it?

There are several key steps you need to take to obtain a PBG, namely:

1. Prepare PBG Application Requirements

Several documents need to be prepared when applying for a PBG, including:

  • Proof of land ownership;
  • Building design drawings;
  • Building structure calculations;
  • Recommendation letter from the relevant agency (optional as needed);
  • Environmental Impact Analysis (AMDAL) document for large-scale buildings, at least 10,000 square meters and located on land of at least 5 hectares.

2. Prepare Technical Documents

Once the required documents are ready, the next step is to prepare the technical documents. These include various files such as structural planning, architectural drawings, mechanical-electrical designs, and others. You can entrust these documents to professionals such as structural engineers or architects.

3. Submit the Application

Once the technical documents are ready, you can submit the application online. The submission is addressed to the local government.

4. Verification and Evaluation

Once the application is submitted and accepted by the local government, a team will conduct verification and evaluation. Various aspects will be checked, such as compliance between the documents and technical standards, zoning regulations, and spatial planning.

5. Issuance of PBG

If the verification process goes smoothly, the local government will issue the PBG. Then, you can start construction activities according to the initial plan.

That’s the information about the purpose of Building Approval and how to apply for it. Not too difficult, right? However, the process can take quite some time, especially if you’re busy managing your company’s business operations.

The good news is, there’s an effective solution from Elmar you can take advantage of. Elmar is ready to assist you in handling various permits related to starting a business in Indonesia. This way, your company’s business activities won’t be disrupted by the permitting process you need to go through.

Practical and reliable!

The Purpose of Building Approval (PBG) as a Replacement for IMB Read More »

Latest PBG Regulation as a Replacement for IMB, Know the Difference!

Did you know that the regulations regarding Building Permits (IMB) have changed? Instead, you need to be familiar with the latest PBG regulation or Building Approval. Please note, the regulation regarding PBG has been in place since 2020 following the enactment of the Job Creation Law.

Understanding PBG is especially important for business owners. This is even more relevant for those looking to expand their business or investors intending to invest in the country. So, what are the differences between PBG and IMB? To make it clear, let’s go through the explanation below!

Legal Basis for the Latest PBG Regulation

Source : Envato

The main legal basis for PBG in Indonesia is Article 24 and Article 185 letter B of Law No. 11 of 2020 on Job Creation. Furthermore, the government issued a follow-up regulation through Government Regulation No. 16 of 2021 on the Implementation of Law No. 28 of 2002 on Buildings.

Under this regulation, PBG functions to replace the previously applicable IMB. PBG serves as permission granted to building owners to construct new buildings, modify, expand, maintain, or reduce buildings in accordance with building technical standards.

What kind of technical standards are related to PBG? These technical standards cover building planning and design. Additionally, they are related to construction implementation, construction supervision, and the utilization of the building.

Differences Between IMB and the Latest PBG Regulation

Source : Envato

With the issuance of the new PBG regulation, you may wonder, what’s the difference from IMB? There are several key differences between these two types of permits:

1. Scope

The first aspect differentiating PBG from IMB is their scope. IMB has a limited scope applicable only when you want to construct a new building. Its application applies generally to all types of buildings such as residential houses, restaurants, shop houses, or office buildings.

This is different with PBG. The latest PBG regulation does not require you to apply for permission before starting construction. However, the regulation requires compliance with safety aspects and building functions.

2. Report Content

When applying for an IMB from the government, you only need to submit a simple report. In it, you only need to state the function of the building to be constructed.

The situation is different when applying for PBG. The government not only requires a report on the building’s function. At the same time, you also need to submit proof of the building’s compliance with spatial planning regulations.

3. Requirements and Procedures

Finally, you will encounter differences related to the requirements and procedures for obtaining IMB and PBG. The issuance of IMB focuses mainly on the ownership status of the land or building. If ownership status is clear, then you can obtain an IMB.

However, you won’t find this when processing a PBG. You not only need to meet ownership requirements. At the same time, the government will also require additional compliance regarding the building’s function and spatial planning requirements for its location.

These requirements aim to ensure that the building is of good quality and structurally sound. This way, the building minimizes damage risks and can last for decades. As a result, the building becomes a safe and comfortable place for its occupants.

That’s the explanation about the latest PBG regulation and how it differs from IMB. Got it? For the application process, you do need to prepare more documents. So, it’s no wonder if you feel confused when trying to handle the process yourself.

The good news is, Elmar now offers services to assist with various types of business permits, including PBG. With Elmar’s services, you can focus more on developing strategies to ensure your business runs effectively and smoothly.

Latest PBG Regulation as a Replacement for IMB, Know the Difference! Read More »

regulasi terbaru PBG

Regulasi Terbaru PBG Sebagai Pengganti IMB, Kenali Bedanya!

Tahukah Anda kalau saat ini aturan terkait Izin Mendirikan Bangunan (IMB) sudah berubah? Sebagai gantinya, Anda perlu mengetahui regulasi terbaru PBG atau Persetujuan Bangunan Gedung. Perlu Anda ketahui, aturan terkait PBG ini muncul sejak tahun 2020 seiring dengan terbitnya UU Cipta Kerja. 

Pengetahuan terkait PBG, secara khusus sangatlah penting bagi para pelaku usaha. Apalagi, bagi Anda yang ingin melakukan ekspansi bisnis ataupun investor yang berniat untuk melakukan penanaman modal di tanah air. Lalu, apa yang menjadi poin perbedaan PBG dan IMB? Biar jelas, simak penjabarannya berikut, ya!

Dasar Hukum Aturan Regulasi Terbaru PBG 

regulasi terbaru PBG
Sumber : Envato

Landasan hukum yang utama dari PBG di Indonesia adalah Pasal 24 dan Pasal 185 huruf B UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Selanjutnya, pemerintah juga menerbitkan aturan lanjutan berupa Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung. 

Dalam aturan tersebut PBG memiliki fungsi untuk menggantikan IMB yang sebelumnya berlaku. PBG mempunyai peran sebagai izin kepada pemilik bangunan gedung dalam mendirikan bangunan baru, mengubah, memperluas, merawat, ataupun mengurangi bangunan sesuai dengan standar teknis bangunan. 

Standar teknis seperti apa yang berkaitan dengan PBG? Standar teknis tersebut adalah perencanaan serta perancangan bangunan. Selain itu, standar teknis juga mempunyai kaitan dengan pelaksanaan, pengawasan konstruksi, serta pemanfaatan bangunan gedung. 

Perbedaan IMB dan Regulasi Terbaru PBG

regulasi terbaru PBG
Sumber : Envato

Dengan penerbitan aturan baru terkait PBG, Anda mungkin bertanya-tanya, apa bedanya dengan IMB? Ada beberapa poin yang menjadi perbedaan dari kedua jenis perizinan ini, yaitu: 

1. Ruang Lingkup

Aspek pertama yang menjadi pembeda antara PBG dengan IMB adalah ruang lingkupnya. IMB memiliki lingkup yang terbatas hanya ketika Anda akan melakukan pendirian bangunan baru. Pengurusannya pun berlaku secara umum untuk segala jenis bangunan, seperti rumah tinggal, restoran, ruko, ataupun gedung perkantoran. 

Hal ini berbeda dengan PBG. Regulasi terbaru PBG tidak mengharuskan Anda untuk mengajukan perizinan sebelum proses pembangunan. Hanya saja, regulasi ini mengharuskan adanya tingkat kepatuhan terhadap aspek keselamatan serta fungsi bangunan. 

2. Isi Berkas Pelaporan

Ketika mengajukan IMB kepada pemerintah, Anda hanya perlu menyampaikan pelaporan yang sifatnya sederhana. Di situ, Anda hanya perlu menyampaikan fungsi bangunan yang akan menjalani proses pembangunan. 

Situasinya bakal berbeda ketika Anda ingin mengurus PBG. Pemerintah tidak hanya meminta laporan terkait fungsi bangunan. Di waktu yang sama, Anda juga perlu menyampaikan kesesuaian bangunan dengan aturan terkait tata ruang. 

3. Syarat dan Prosedur Pembuatan

Terakhir, Anda akan menjumpai adanya perbedaan berkaitan dengan persyaratan serta prosedur pembuatan IMB dan PBG. Pembuatan IMB menekankan persyaratan utama pada status kepemilikan tanah atau bangunan. Kalau status kepemilikannya sudah jelas, maka Anda bisa memperoleh IMB. 

Namun, hal tersebut tidak akan Anda jumpai ketika mengurus PBG. Anda tidak hanya perlu memenuhi persyaratan terkait kepemilikan. Di waktu yang sama, pemerintah juga akan meminta persyaratan lain terkait kesesuaian fungsi serta persyaratan tata ruang lokasi bangunan. 

Adanya persyaratan tersebut bertujuan untuk memastikan kalau bangunan memiliki kualitas baik dan kokoh. Dengan begitu, tidak ada risiko bangunan rusak dan bisa tahan selama puluhan tahun. Alhasil, bangunan bisa menjadi tempat tinggal yang aman dan nyaman bagi para penghuni. 

Demikianlah penjelasan terkait regulasi terbaru PBG dan perbedaannya dengan IMB. Sudah paham, kan? Untuk proses pengurusannya, Anda memang perlu mempersiapkan berkas yang lebih banyak. Jadi, tak heran kalau Anda bingung ketika mengajukan proses pengurusannya. Kabar baiknya, saat ini ada layanan dari Elmar yang siap membantu terkait pengurusan berbagai jenis izin untuk keperluan usaha, termasuk PBG. Dengan adanya layanan dari Elmar, Anda pun bisa lebih fokus dalam menyusun strategi agar bisnis dapat berjalan secara efektif dan lancar.

Regulasi Terbaru PBG Sebagai Pengganti IMB, Kenali Bedanya! Read More »